TERIMA KASIH BUAT KAMU YANG MENDUKUNG BLOG INI..KOMENTAR ANDA PENENTU KEBERHASILAN BLOG INI

INDONESIA MANGKIN SEKSI SAJA !

JIKA INGIN MENGUASAI SPIRITUAL KUASAILAH BAHASA ARAB

JIKA INGIN MENGUASAI PERDAGANGAN KUASAILAH BAHASA CHINA

JIKA INGIN MENGUASAI TEKHNOLOGI KUASAILAH BAHASA INGGRIS

(EDITING BY: OPOSISI KEPRI/ BATAM SECRET)

" HARGAILAH HASIL KARYA ORANG LAIN "


oposisikepri@gmail.com

Selasa, 24 April 2012

(cerita Cinta Kisah Nyata) HARI TERAKHIR KU MELUPAKANMU


 CINTA TAK TERBALAS CINTA
(Kisah seorang pria yang mencintai seorang wanita cantik, namun, cinta yang terjadi hanya bertepuk sebelah tangan dan cinta segitiga yang turut mewarnai cerita ini. Kisah ini diangkat dari seorang pria menetap di Kota Batam yang ingin di muat pada Blog ini)


 Sebelum kumulai cerita ini, ingin ku tarik dalam dalam asap rokok  merek 234 kegemaranku agar beratnya perasaan cinta ku kepada De Susanti tidak terlalu..................................................menyesakan dada...sssssssep..huuuuu..yach..tiga tarikan asap membuat dadaku sedikit lumayan ringan. Hari ini hari terakhir aku harus memikirkan De, wanita cantik yang aku sayang. Oh yah..nama ku An pria sederhana yang gak pernah dimengerti oleh para wanita yang pernah aku kenal, termasuk De yang selalu gak pernah menanggapi serius ketika aku berkata cinta dan sayang bahkan ingin menikahinya. “Sialan” ucap batinku. Meski keluarga De baik kepadaku, namun De tidak pernah mengganggapku sebagai salah seorang pria yang sepesial dalam hidupnya. Meski manja kepadaku tapi tipikalnya keras kepala, itulah De.
  Awal pertemuanku dengan De dimulai sekitar tahun 2003, kebetulan aku satu kantor di sebuah perusahaan kawasan Sei Panas. “ Ups, seketaris baru, cantik sekali, emang pinter si bos ini bikin aku semangat kerja saja,” kata hatiku. Namun aku tidak terlalu mengambil hati terhadap De, hubungan pun biasa biasa saja, tegur sapa layaknya berteman. Yang ada di hatiku cuma Ev, wanita cantik tetangga kantorku yang akrab dengan De. “ De tolong titip salam ya, aku naksir berat tuh sama Ev,” kata ku. “ Beres tu bang,” jawab De. Hanya satu minggu, akhirnya akupun jadian pacaran dengan Ev, yang kian lama percintaan semangkin romantic saja.
   Kian hari, hubunganku dengan Ev & De semangkin erat saja, bahkan kami hampir setiap hari cuci mata ke mall yang ada di kota Batam saat usai kantoran dan pulang pada malam hari. “Hari hari yang menyenangkan” pikirku. Yah..dua wanita cantik mendampingiku membuat para pejantan merasa iri kepadaku setiap kali melihat tingkah laku ku pada dua wanita cantik ini.
Seiring waktu berjalan, akupun ternyata mulai menyukai De meski aku sangat mencintai Ev. Saat suasana kantor sepi, akupun kerap menggoda De dalam selingan obrolan. “ Nanti marah tuh yang di sebelah,” canda Dev mengisaratkan Ev. Akupun gak bisa berkutik meski aku ingin sekali mencium bibir seksi De saat itu.
Haripunberganti hari, hubungan diantara kami terjalin sangat baik. Pada suatu hari, aku heran melihat De yang sering murung. “Kok murung De,” tanyaku, “ gak la, biasa aja kok,” jawabnya dengan nada yang kurasa sumbang. Karena aku juga sayang kepada De, akupun mencari tahu sebab kemurungan De. Dan akupun akhirnya mendapat isu adanya affairs antara De dengan bos perusahaan. Namun aku tidak ingin menuduh sembarang kalau tidak ada buktinya karena takut akan merusak hubungan persahabatan dengan De.
   Pada suatu pagi, akupun mendapat telpon dari bos perusahaan. “An, tolong besok di cek yang di sekupang y,” printah bosku yang pelit iyu,” okey,” gumanku. Akupun bergegas pagi itu dan jelang sore hari akupun menuju ke kantorku lagi dengan perasaan yang letih. Kulihat dari jauh mobil bos berada didepan kantor, yahh, paling tidak modal ongkosku yang keluar akan kembali alias dapat ganti rugi, pikirku.
   “Kenapa kantor ini sepi, kemana semua orang nih y,” pikirku, malah De gak terlihat dimeja kerjanya. Akupun maklum jika jam menjelang sore semua orang kantor pergi ke lapangan dan besok pagi baru masuk kantor, dan itu lazim akibat kepelitan si bos, tapi aku heran dimana De berada karena aku ingin sambutan senyuman De seperti biasa jika aku masuk kantor. “Apa mungkin De main ke tempat Ev,” terka ku. “ Masa bodo lah,” akupun ingin melepaskan lelah di kursi depan ruangan kantor si bos.
   “Astaga,” kejutku. Tiba tiba De muncul keluar dari ruang si bos dan akupun lega melihat senyumanya. Akupun mendekatinya dan De terlihat gerogi. Kutatap tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kaki dan De seperti mematung seperti terhipnotis melihat tatapan mataku. Wajah De yang pucat,,upss,,ku amati baju De sedikit acak acakan,”apa yang telah terjadi,” dalam hatiku. Kulihat juga kancing bajunya yang terbuka, terlihat jelas olehku buah dada De yang mulus itu keluar dari bra nya. “ Kancing baju kamu tu De,” tegurku yang membuat De tersontak salah tingkah lalu cepat cepat menuju meja kerjanya. Lantas, aku pun masuk ke ruang kantor bos untuk memberi laporan. Sekilas kulihat bos merapikan pakaianya sambil menyuruhku duduk, kulihat wajahnya juga sedikit pucat dan kelelahan, bau seperma terasa menusuk hidung. “Pasti De dan Bos habis bersetubuh,” duga ku. Akupun tak ingin berlama dan keluar dari ruang bos. Ku temui De diruangnya, iapun sudah terlihat rapi dengan olesan alat makeup yang selalu berada di dalam tasnya. “ Abang pulang De,” ujarku.
   Sejak kejadian itu, akupun tidak pernah mengungkit hubungan gelap mereka meski aku tahu mereka sering melakukan hubungan badan. Dibenaku yang terpenting persahabatan antara aku, Ev, dan De semangkin akrab saja. Bahkan De senang melihat sikapku, hingga suatu hari para karyawan kantor mengadakan acara yang asik asik di Spinx discotiq, bahkan De sempat kaget ketika aku tiba tiba mencium pipinya, untung saja tidak ketahuan Ev pacarku, bisa bisa kupingku dijewernya..hehehehehe..
   Selang beberapa tahun kemudian manajemen kantor menjadi kacau, akupun tidak tahu apa penyebabnya, hal ini berakibat pada De yang harus dipecat. Tanpa sepengetahuan De akupun memperotes keputusan bos itu. “Ada masalah apa ni bos,” protes ku tanpa ada jawaban yang jelas. Akhirnya pihak perusahan mengangkat seketaris baru yang kini menjadi istri bos itu.
   Meski tidak bekerja lagi, De, aku dan Ev tetap menjalin komunikasi bahkan budaya keluyuran ke mall tidak pernah berubah. De kerap menghubungiku tanpa sepengetahuan Ev, dan terkadang De selalu menemuiku untuk berbagi penderitaan. Yahhh..aku terkejut apa yang diceritakan De padaku. “Sakit sekali hatiku bang,” tangisnya. Iapun bercerita jika keperawanya telah diambil oleh si bos dan kini mencampakanya dengan sesuka hati. Selalu De menemuiku dan kata kata kepedihan hati dan tangisan dicurahkanya kepadaku. “Kamu sabar y De,” ucapku yang mulai timbul rasa cinta dan sayang tanpa sepengetahuan De.
Berselang beberapa waktu kemudian, hubunganku dengan Ev sudah semangkin renggang  dan entah apa sebabnya sampai putus yang hingga kini aku belum tahu jawabanya dari Ev..yah..aku telah ditinggalkan Ev dan kini Ev telah menikah dengan seorang pria yang dicintainya. .Met berbahagia ya Ev..
   Aku dan De semankin sering ketemu. “Nasib kita sama ni De,” dalam hatiku. Kami pun sering berjalan berdua dengan keakraban, setidaknya hati aku dan De sedikit terobati dan aku mulai sayang dan mencintai De. “Halo bang, lagi dimana, ketemuan yuk,” ajak De. “Okey, abang lagi di Hotel Holiday In kamar 103, datang ya,” pintaku. De pun gak menolak ajakan ku, kami pun bercengkrama di dalam kamar itu. “Huff,” kupeluk De erat erat dan iapun meronta. Yang ada dalam pikiranku De harus jatuh dalam pelukanku apapun ceritanya. Yahh..meski aku harus memperkosanya agar dia juga dapat mencintaiku..pemaksaan cinta.
   Semangkin erat pelukanku dan De pun kurebahkan di kasur kamar hotel, iapun tidak berdaya, otaku semangkin kalap untuk membuka pakaianya, niatku Cuma ingin menghamilinya agar akupun dapat menikahinya. “Jangan lah bang, sore ini aku mau ketemu Ev,” ujarnya sedih. Tiba tiba aku tersentak sadar, hatikupun luluh dengan kata katanya. Timbul rasa kasihan, sayang, cinta, semua menjadi satu didalam hatiku. De dalam keadaan labil karena baru mengalami trauma yang cukup hebat dan sakit hati yang teramat sangat. “Laki laki seperti apa aku ini , kenapa jahat sekali,” kata hati kecilku. Kulepaskan cengkraman dan De pun merapikan pakaianya yang kusut. De pun memaafkanku dan pergi untuk menemui Ev.
   Sejak kejadian itu, De pun tidak pernah mengungkit masalah itu dan hubungan kamipun semangkin akrab. Sering kukatakan pada De jika aku cinta dan ingin menikahinya, namun De tidak pernah menanggapi dengan serius maksud baik ku. Hingga pada suatu ketika De menjaga jarak komunikasi untuk berhubungan dengan ku dan tiba tiba tidak ada kabar beritanya lagi. Akupun kecewa berat dengan sikap De, yahh, cinta tak terbalas cinta, cinta hanya bertepuk sebelah tangan, awak cinta dia gak apa apa, kata kata itu selalu menghantui perasaan dan pikiranku.
   Berselang beberapa bulan kemudian, De menghubungiku. “Halo bang, gimana kabarnya,” suaranya menyejukan hatiku kembali, komunikasi pun aktif kembali meski alat komunikasi De sering sibuk ketika kuhubungi atau telkomsel veronika. Entah apa maksud De kerap ganti ganti kartu SIM. Meski demikian, De mau juga datang ke rumah kos ku. Kamipun ngobrol bahkan De gak sungkan mencuci pakaianku yang kotor. “Apa De mencintaiku..ohh, betapa senangnya aku,” dalam batinku. De pun tidur tiduran di kamar kos ku dan semangkin berani, akupun tidak ingin menyentuhnya meski aku sangat rindu, cinta dan sayang. Aku takut De akan marah jika kusentuh..yah..aku hanya bisa menyaksikan pakaian De yang tersingkap, terlihat tubuh mulusnya dan buah dadanya yang menonjol, aku hanya diam dan De pun terlelap tidur. Esok harinya, De datang kembali ke kos ku. “Mungkin dia lagi boring nih,” dan kamipun ngobrol biasa biasa saja. Tidak kuperdulikan De yang kembali tidur tiduran dengan sikap yang lebih berani lagi. Hanya dua kancing baju yang masih terikat..aduh De..melihat tubuhmu yang mulus itu, semangkin aku ingin cepat cepat menikahimu.
Entah mengapa ada perasaan aneh melihat De. “Kamu hamil ya De,” tanyaku, “ Enggaklah, lihat ni perutku datas biasa aja,” jawabnya sambil mengangkat bajunya setengah badan memperlihatkan perutnya. Akupun bertanya lagi. “Siapa yang menghamili kamu De,”. Iapun mempertahankan argument nya dengan tidak mengakui hingga aku memberanikan diri memegang salah satu bagian tubuhnya. “Kamu hamil, siapa yang melakukanya De,” tanyaku yang terus mendesaknya dengan tegas. Akhirnya iapun mengakuinya telah melakukan hubungan badan dengan seorang pria.” Gak mungkin jadi bang, kami Cuma sekali berbuat lagian kan tembak luar,” ujarnya pucat. Untuk membantah tuduhanku, De pun pulang dan akan mengujinya dengan alat sensitive kehamilan.
   Pagi harinya, De pun datang kembali ke kos ku dengan bercururan air mata. “iya bener bang, aku hamil,” ucapnya. Akupun berusaha menenangkanya dan kami bertukarpikiran mencari jalan keluarnya. De pun malam itu tidur di kosku tanpa kutemani. “Kamu tidurlah disini, abang tidur tempat teman, nanti gak enak sama ibu kos,” ujarku member pengertian. Menjelang siang aku kembali ke kosku membawa makanan untuk De yang terus menangis menyesali yang terjadi.” Gak bisa tidur aku bang,” ujarnya. Akupun memberi saran pada De agar laki laki itu harus bertanggung jawab tanpa De sadari bahwa akupun sangat mencintai dan menyayangi De. Seandainya saat ini De mengajakku menikahinya aku pun akan segera menikahinya, ingin aku memeluk De tapi De lebih memilih laki laki itu. “Bicaralah sama laki itu untuk tanggung jawab, ajak dia baik baik,” saranku.
   Selang seminggu kemudian, De datang ke kosanku lagi dan membuat aku sangat kecewa berat. “ Bang, aku pinjam uang 500 lah, ini sudah satu kali dan mau urut lagi, sampai enam kali,” ucapnya ingin menggugurkan kandungan. Akupun marah habis habisan dan menasehati De dengan kasih sayang.” Kamu jangan takut dengan marah keluarga kamu kalau sudah begini, paling marahnya satu hari paling lama tiga hari. Yang penting kamu temui laki itu untuk tanggung jawab,” ujarku memberi semangat.
   Meski keluarga De marah besar, namun akhirnya De dinikahkan dua minggu kemudian. Tahun pertama dirasakan sangat bahagia oleh De, dan tahun berikutnya, suami yang dicintainya itupun sudah tidak bertanggung jawablagi dan pergi meninggalkan De dengan seorang bayi perempuan yang cantik.
   De pun kerap meneleponku mencurahkan segala isi hatinya yang sangat sakit. Akupun menganjurkan De untuk menceraikan suaminya itu, dan aku siap menikahi De dan menjadi bapak anak itu dan sanggup membahagiakanya meski penghasilanku hanya cukup untuk makan sehari hari. Namun De selalu menolaknya hingga suatu hari aku mendesak De, dan aku sempat bersama De pergi ke pengadilan agama Sekupang untuk mendaftarkan perceraian dengan suami yang telah menelantarkanya. Tapi sayangnya…Saat akan didaftarkan De tiba tiba mengurungkan niatnya, lagi lagi aku kecewa berat.
   Sejak saat itu, De pun banyak berdiam diri di rumah dan membuka usaha kecil kecilan. Akupun sering menemuinya dan selalu mengajaknya untuk seriusan menikah.” Sudah eror abang ni,” itulah yang selalu diucapkanya. Hingga pada suatu hari saat hujan rintik aku datang menemui De dirumahnya. De pun membuka pintunya dan mempersilahkan masuk. Si kecil cantik kulihat tertidur pulas dikasur kamar yang tak berpintu. Aku dan De ngobrol diruang tamu yang banyak tumpukan pakaian yang mau disetrika. Dirumah itu hanya ada aku dan De, kamipun mengobrol, sperti biasa aku mengajak De menikah, tapi jawabanya tak pernah berubah. Disuasana rintik hujan ini akupun tiba tiba merasa kedinginan. Baju daster yukensi yang dikenakan De membuat timbul nafsuku, mungkin karena butuh kehangatan De jadi aku seperti itu. Aku berusaha untuk menahan nafsuku yang semangkin tinggi. De terlihat cantik dibalik balutan daster yukensi yang dikenakanya,,yahh,,sangat seksi sekali. Aku menikmati tubuh De dengan tatap mataku,,, opssss,,,jantungku berdegup kencang ketika kutahu De tak memakai bra. Dari balik lipatan lengan daster De sangat terlihat jelas buah dada De yang menggantung dengan puting kemerahanya. “De, kamu begitu sangat cantik, bodoh sekali laki laki yang telah menelantari kamu itu,” kataku dalam hati. “Aku sambil gosok pakaian ya bang,” ujarnya. “iya De,” ujarku gugup terlalu mendalami apa yang aku lihat itu. De pun ingin menutup pintu depan rumah. “Jangan De, nanti dikira orang kita berbuat yang enggak enggak, buka saja sedikit,” pintaku dan De membuka setengah pintu. “ De, cium la,” ucapku beberapa kali, De pun hanya memegang bibirnya dan menyodorkan tanganya kepadaku.” Ni cium,” ujarnya genit. Matakupun tak pernah lepas dari buah dada dibalik daster De. Aku sangat menikmatinya meski aku ingin sekali menyentuh buah dada De yang sekepalan tangan itu. Bahkan saat De memulai menggosok pakaian, terlihat buah Dada menari dengan sangat indahnya. “De, kenapa kmu menolak aku menikahimu agar aku bisa menyentuh buah dadamu yang indah itu,” kesalku dalam hati. Tiba tiba De membungkukan tubuhnya tepat didepanku sehingga terlihat sangat jelas didepan mataku kedua gunung kembarnya dengan putting merah, mulus, sampai sampai aku tak kuasa. “Ambilkan pakaian yang itu bang,” ujarnya. Ingin aku memeluk De dan memperkosanya saat itu, aku yakin saat itu De juga ingin apa yang sebenarnya aku inginkan. Empat jam aku sangat menikmati pemandangan indah, buah dada De. Akhirnya nafsu yang telah memuncak dalam diriku dapat kutahklukan, semua demi cinta dan sayangku terhadap De. “Pakailah bra kamu De”,tegurku. “Jadi sudah abang lihatin dari tadi ya,” rengek De manja kepadaku dan aku sangat suka dengan kemanjaanya itu. Akupun pamit pulang dan De mencium tanganya dan menyodorkanya ke bibirku. Makasi De.
   Selang waktu berlalu, kamipun jarang berkomunikasi, mungkin karena kesibukanku yang tak tahu arah tujuan. Ada sih sekali sekali telpon, dan selalu aku mengucapkan cinta padanya. Hingga baru baru ini aku mulai melakukan pendekatan lagi. De semangkin tambah cantik saja membuat aku semangkin ingin menjadikanya sebagai istri. Tapi sikap ketidak seriusan De tidak pernah berubah dari dulu.” Apa salahku,” bertanya dalam hati. Memang aku bukan orang ganteng, dan kaya juga tidak, tapi aku bisa membahagiakan De dan anaknya yang aku sayang sejak masi dalam kandungan De.” Mungkin De tidak pernah ingat lagi masa masa itu,” kata hatiku.
Akupun sering melalui jalan depan usaha De, sambil ku berlalu menyapa De dengan hangat. De selalu melambaikan tanganya ke arahku. "Sini bang," dari bibirnya yang seksi. Namun karena kesibukanku akupun melambaikan tangan mengisaratkan kepada De jika ada waktu luang pasti aku menemuimu De.
   Dalm bulan bulan ini telah beberapa kali aku mendatangi De di tempat usahanya di Taman Raya. Terlihat cantik, ingin aku memeluk dan menciumya. Tapi akhirnya kini ia sangat membenciku. Berawal dari facebook De mentautkan dirinya pada seorang pria dan ingin menjadikan hubungan special. De pun kerap membuka tutup ID mantan mantan kekasihnya yang ia benci. "Katanya benci sekali, tapi kok malah klak klik status mantan mantanya itu," uhhh,, bikin ku kesal saja. Kebetulan kunci paswood De aku juga mengetahuinya. Ketika kubuka ID nya, celaka, De membuat aku cemburu, aku yang cinta dan sayang ternyata di sia siakan De. Akupun memblokir semua tautan itu dan De marah besar, dan akupun hanya diam. “Kita bang berteman berteman tapi jangan ganggu privasi aku,” geram De kepadaku. “Aku tidak pernah menganggap kamu berteman De, aku menganggap kamu pacar,” ujarku jujur. Jawabanku membuat wajah De merengut, terlihat juga wajahnya kelihatan bertambah semangkin cantik saja. Tapi kini kisah telah berakhir, De sangat membenci ku, ku telpon tidak pernah diangkat bahkan SMS tidak pernah dibalasnya. Yaaah..De sangat membenciku. Pernah aku numpang lewat di seberang  jalan tempat usahanya. "De," teriaku. De pun menolehku membuat jantungku berdegup menunggu sambutan hangatnya, tapi kali ini De cepat cepat memalingkan wajahnya memberi isyarat jika ia sudah muak, jijik, benci, melihat senyum hangatku. Benih benih permusuhan tertanam dihati De ketika diam diam aku sebenarnya sangat mencintai De. Detik ini, haruskah aku berhenti memikirkan De ?. Baru kali ini aku melihat De begitu marahnya kepadaku.. Kenapa De tak pernah mau tahu jika selama ini aku selalu memperhatikanya karena cinta dan sayang. Ku hanya bisa berharap jika esok ketika matahari terbit  kebencian De berubah menjadi cinta dan sayang. De, maafkan aku..I LOVE YOU FULL DE……(Editing by: OPOSISI)