Ria Saptarika SEPERTI
"SEDANG BERJUDI”
Belum Rela Rp 7.040.000.000 HANGUS
Dilarang sakit hati..hihihihihi..begini ceritanya..Saat ini, tim sukses maupun relawan
Bakal Calon (Balon) Walikota/wakil kota Batam terlihat mulai begerilya untuk
mencari dukungan dimasyarakat. Mulai sosialisasi menarik simpati masyarakat maupun
membentuk kelompok-kelompok kecil relawan telah dilaksanakan,
dengan harapan agar balon yang didukungnya meraih suara terbanyak untuk memenangkan
pilwako 9 Desember 2015. Namun, tahukah anda jika pilkada Pilwako Batam yang
diprediksi pada 9 Desember 2015 itu ternyata salah besar ?. Pilkada dikota Batam
bakal diundur hingga 2017, mengapa ?
Beginilah
hasil bisik-bisik para elite politik dikota Batam yang saya dengar dari
beberapa pertemuan rahasia, dan telah kurangkum menjadi kisah singkat sederhana
alias polos..
Saya
mulai dengan pasangan dua balon wako/wawako Batam, (Ria Saptarika-Sulistiyana
dan Rudi-Amsakar) yang telah terdaftar di KPU Batam sebagai peserta pilkada
Desember 2015. Dari perang grilya sosialisasi ke masyarakat dilapangan balon
pasangan pilwako Rudi-Amsakar ternyata lebih unggul dibandingkan pasangan balon
Ria Saptarika-Sulistiyana..(Kalau ditanya sebabnya cuma saya sendiri yang tahu
gimana permainan grilya kedua kandidat ini..hehehehehe)
Jangan teruskan membaca kisah
ini jika anda kurang tertarik atau sakit hati. Beri pesan anda dikotak komentar
jika merasa tidak pantas dipublikasikan..
Kita
lanjut ya..
Meski
sebagai balon, kedua pasangan ini belum tentu akan menjadi peserta pilkada pada
9 Desember 2015. Perlu di ingat jika kedua pasangan balon ini hanya terdaftar
di KPU Batam saja, artinya kedua balon belum syah jika belum ada pengumuman penetapan
yang umumkan oleh KPU Batam. Dan perlu juga diketahui jika KPU Batam pada 24
Agustus 2015 nanti akan melakukan verifikasi penetapan berkas calon..nah..pada
25 Agustus 2015 akan diumumkan hasil penetapan calon. Pertanyaanya, loloskah kedua
pasangan balon itu untuk bertarung di pilkada 9 Desember 2015 ?.
Belum
tentu !...
Saat
ini para elite politik masih meragukan ketegasan Ria Saptarika untuk maju
sebagai calon walikota (cawako) Batam pada 9 Desember 2015 mendatang. Hal ini
menyangkut dokumen berkas pengunduran diri Ria Saptarika sebagai anggota DPD RI
belum diterima KPU Batam. Kita berharap KPU Batam tidak menutup-nutupi hal ini
agar proses pilkada Batam berjalan lancar..maksudnya jangan sampai KPU
menyatakan telah menerima berkas pengunduran diri yang bersangkutan namun
ternyata hingga kini berkas itu belum diterimanya.
Nex's..
saya
bedah sedikit mengapa ada sikap ketidaktegasan Ria Saptarika untuk serius maju
sebagai Cawako Batam. Sebelumnya, para petinggi partai pengusung Ria Saptarika sedikit
jantungan ketika memasuki detik terakhir pendaftaran balon di KPU Batam. Saat
itu, dalam perhitungan untung ruginya membuat sikap Ria Saptarika ragu untuk
melangkah maju mendaftarkan diri di KPU Batam. Lobi lobi bujukan dan tekanan keras
para elite politikpun bermunculan..
Singkat
cerita..akhirnya Ria Saptarika menyerah dan mau mendaftarkan dirinya bersama
pasanganya ke KPU dengan beberapa syarat (bergaining) atau keinginan Ria
Saptarika harus dipenuhi..Permasalahan inipun akhirnya clear setelah adanya
jaminan dari Asman Abnur atas persyaratan yang diinginkan Ria Saptarika. Namun
untuk sportifitas permainan politik, dalam terkabulnya persyaratan yang
diinginkan Ria Saptarika, ia tidak memberikan berkas pengunduran dirinya dari
DPD RI kepada KPU Batam hingga verifikasi penetapan KPU pada 24 Agustus nanti. Apa
yang menjadi perhitungan untung rugi Ria Saptarika dalam mencalonkan diri
sebagai walikota Batam ?..Penasarankah anda ?..
Nah..perlu
anda ketahui jika kini Ria Saptarika seperti sedang 'BERJUDI
Rp 7 miliar' lebih miliknya..Ada upaya untuk menggagalkan dirinya sendiri
sebagai cawako Batam pada saat verivikasi penetapan KPU jika persyaratan yang
pernah diajukan kepada Asman Abnur tidak dikabulkan. Herankah anda, uang lebih Rp7 miliar milik Ria
Saptarika itu dari mana ?.
Mari
simak hasil bedahan saya..KALI..BAGI..TAMBAH..SAMA DENGAN..hehehehe.
Salah
satunya terkait ..bergaining kursi DPD RI miliknya, jika ditinggalkan maka
otomatis akan diduduki calon DPD RI nomor urut 5 pada pemilu 2014 lalu, yaitu
M.Nabil..Sepertinya Ria Saptarika belum merelakan kursi DPD RI miliknya
diduduki oleh M.Nabil secara gratis. Dalam isunya, M.Nabil juga tidak mau gratis
untuk meneruskan tahta kursi DPD RI milik Ria Saptarika.
Permasalahan
inipun 'diel' setelah M.Nabil menyetujui harga kursi DPD RI tersebut dengan
harga milyaran rupiah. Namun saya belum dapat besaran angka pasti miliaran
itu..ada juga yang menyebut sekitar lebih dari Rp2 milyar. Bergaining atau diel
harga tersebut hingga kini belum dipenuhi oleh M.Nabil. Hal inilah yang menjadi
penyebab Ria Saptarika tidak memberikan berkas pengunduran dirinya sebagai DPD
RI kepada KPU Batam. Dengan belum lengkapnya persyaratan ini tentunya KPU akan mendiskualifikasikan
Ria Saptarika sebagai peserta cawako Batam pada pilkada jika pada akhir batas
24 Agustus 2015.
Persoalan
ini menjadi dilemma, dan akhirnya pilwako pilkada Batam 9 Desember 2015 akan
diikuti oleh calon tunggal yaitu pasangan balon Rudi-Amsakar. Tentunya ini
tidak memenuhi unsur/persyaratan pilkada, dan pilkada Batam sesuai kentuan dipastikan
diundur menjadi tahun 2017.
Sedikit
saya bedah harga kursi DPD RI milik Ria Saptarika..mari kita hitung sama-sama..siapkan
kalkulator anda..nex..
Jabatan kursi DPD RI milik Ria Saptarika masih tersisa sekitar 4
tahun lagi.
Setiap 1 bulan kursi DPD RI milik Ria Saptarika itu bergaji Rp 80
juta bersih.
Jadi Rp 80 juta x 12 bulan (1 setahun) = Rp 960 juta
Dari hasil setahun Rp 960 juta x 4 (selama 4 tahun) = Rp 3.840.000.000
(tiga miliar delapan ratus empat puluh juta)
Ditambah biaya reses anggota DPD RI dimana dalam pertiga bulan dibiayai
negara sebesar Rp 200 juta.
Pertiga bulan jadi empat kali setahun, jadi Rp 200 juta x 4 = Rp 800
juta.
Dari Rp 800 juta x 4 (masa jabatan empat tahun atau 12 kali reses) =
Rp 3.200.000.000 (tiga miliar dua ratus
juta rupiah)
Maka TOTAL yang didapat kursi
DPD RI selam sisa masa jabatan 4 tahun yaitu Rp 3.840.000.000 + Rp
3.200.000.000 = Rp 7.040.000.000 (tujuh miliar empat
puluh juta rupiah).
WOW
Keren !!!..
Jadi kalkulasi biaya kursi DPD RI milik Ria Saptarika yang tersisa 4
tahun lagi itu akan menghasilkan Rp 7.040.000.000 (tujuh miliar empat puluh
juta rupiah). Ini bahkan bisa lebih jika tahun depan Presiden RI menaikan gaji para
anggota DPD RI.
Eheeeeeem..
Gimana
menurut bapak, ibu, sodara sodari dan bro sekalian. cukup masuk akal kan
?..Dengan pendapatan yang cukup fantastis tersebut mungkinkah Ria Saptarika mau
merelakan kursi DPD RI miliknya itu lepas ?..
Untuk saat ini, Cawako Batam Rudi-Amsakar mulai was-was atas permasalahan calon tunggal ini. Sudahpun dana banyak keluar tapi gak jadi pilkadanya.
Bagaimana
keterkaitan dengan paket cawako Batam dan Cagub Kepri, atau hubungan satu paket
cawako Ria Saptarika dengan Cagub Kepri ?.
Sekilas
saya bedah peta politiknya..
Cagub
Kepri saat ini kosentrasi dalam mendulang dukungan suaranya sendiri. Maksudnya
untuk mendapatkan dukungan yang optimal dan tidak terpecah kosentrasi tentunya
tidak mencampur adukan antara dulang dukungan cagub Kepri dan cawako Batam..Alias..selamatkanlah
diri masing-masing, karena pertarungan pilkada baik cawako Batam maupun cagub
Kepri pada 9 Desember 2015 ini berlangsung dengan sangat panas dan ketat.
Hitunganya..jika
pilwako tahun 2015 gagal atau diundur tahun 2017, tetapi untuk pilkada cagub kepri
harus berjalan sukses pada tahun 2015 ini. Artinya, dengan suksesnya pilkada cagub
Kepri , maka nantinya sangat mudah untuk mengotak atik peta politik pada
pilwako Batam pada tahun 2017. Pasalnya, tampuk kekuasaan di Kepri sudah
dikuasai oleh cagub yang berhasil menduduki Kepri satu untuk jabatan priode
tahun 2016-2021.
Kayaknya
sudah cukup ya..ntar kalau saya bedah habis peta politik di Batam ini bisa siaga
satu Batam ini..hihihihihi.. Yang terpenting mari kita sukseskan PILKADA 2015
ini !. (BY:
OPOSISI KEPRI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar