TERIMA KASIH BUAT KAMU YANG MENDUKUNG BLOG INI..KOMENTAR ANDA PENENTU KEBERHASILAN BLOG INI

INDONESIA MANGKIN SEKSI SAJA !

JIKA INGIN MENGUASAI SPIRITUAL KUASAILAH BAHASA ARAB

JIKA INGIN MENGUASAI PERDAGANGAN KUASAILAH BAHASA CHINA

JIKA INGIN MENGUASAI TEKHNOLOGI KUASAILAH BAHASA INGGRIS

(EDITING BY: OPOSISI KEPRI/ BATAM SECRET)

" HARGAILAH HASIL KARYA ORANG LAIN "


oposisikepri@gmail.com

Rabu, 25 Juli 2012

KISAH SI TUA DAN ISTRI MUDA

Add caption

GUNA GUNA ISTRI MUDA
   Udara pagi sangat sejuk senin itu. Ku langkahkan kaki ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK) Batam dengan tujuan membesuk seorang sobat yang terbaring sakit disebuah ruang pojok lantai dua. Langkahkupun harus menyusuri lorong lorong RS untuk sampai ke tujuan. Wajah wajah para medis terlihat segar pagi itu, apa lagi para susternya yang cantik cantik sangat serasi dengan paduan pakaian putih putih tanda ciri khasnya.  
   Akupun mengatur langkahku sedikit lambat, namun kepalaku sangat lasak menoleh ke kiri dan kanan menyusuri pandangan di setiap ruang pasien. Yah..terlihat berbagai tingkah dan pola para pasien yang dijaga oleh sanak keluarganya. Ada yang menangis, ada yang mengerang kesakitan, ada yang tertidur lelap, yang lucunya ada juga pasien yang sempat sempatnya coba menggoda para suster yang bertugas..’ehemmm,” gumanku dalam hati. Bukanya tobat kok malah mau buat maksiat..hihihihihihihi..
   Tapi ku tak perduli, aku hanya tersenyum dalam hati dan terus melangkahkan kaki. Disebuah ruangan mataku tertuju pada pasien seorang lelaki tua yang seperti kepayahan mengangkat badanya.wajahnya putih dan badanya masih terlihat guratan otot di tubuhnya. “Aduh,” rintihnya. Terlihat seorang suster berusaha membantu lelaki tua itu namun terlihat kewalahan. “Huuuuuuh,” guman lelaki tua itu. Akupun cuek saja dan terus melangkahkan kakiku.
   “Mas, mas,” sapa suster cantik itu. Sejenak kuhentikan langkahku dan menoleh kearah suara tadi. “Tolongi dong mas, pak tua itu kepayahan mau pipis, keluarganya gak ada yang jaga, bisa ya mas,” rayu suster itu. Matakupun menoleh kearah pak tua yang melambaikan tanganya padaku. Sejenak kuberpikir karena aku juga takut jika seandainya si tua itu memiliki penyakit menular. “Hemmmm, baik suster, tapi tolong beri aku satu senyuman dong,” godaku. “ih, bisa aja mas ini, sudah cepat tolongi tuh mas,” balasnya.
   Langkah ku pun menuju si tua yang merasa kepayahaan itu, terasa bau pesing yang menyengat tapi perasaan jijik dapat ku kontrol. “Tolongi bapak nak, bapak mau duduk biar bisa pipis, sudah gak tahan,” ucapnya getar. “Ya pak,” jawab ku. Akupun segera memapah kedua tanganyan dan kurebahkan kepalanya di dadaku. Si tua terlihat kewalahan menuntun burungnya ke luar dari CD nya. Tanganku langsung menyambar pispot disampingnya dan kuarahkan lubang pispot kearah kepala burungnya. “Serrrrrrr,” air seninya mengalir deras. “Aduh, gak bisa dikeluarin semua, Cuma segini aja dulu,” ujar si tua meringis. Akupun merebahkan badanya perlahan lahan. “Terima kasih nak,” ucapnya.
   “Memangnya bapak sakit apa ?,” tanyaku. Si tua pun bercerita soal kelakuan istri mudanya yang telah mengeruk habis harta kekayaanya. “Istri saya meninggalkan saya dalam keadaan seperti saat ini,” ucapnya meneteskan air mata. “ Anak anak pun tidak ada yang membantu dan menjaga saya saat ini, entah apa dosa saya,” ujarnya sedih. “ Sabar ya pak, mungkin ini cobaan tuhan,” jawabku menyabarkanya.
   Suster cantik yang dari tadi memperhatikan kami akhirnya ikut nimbrung. “Dulunya bapak ini orang kaya dan sangat terpandang di daerahnya. Tapi sejak memiliki istri muda petaka pun datang,” jelasnya. Suster pun memandangku serius dan bercerita. Si tua ini dulunya satu kampung denganya. Istri mudanya tidaklah terlalu cantik, namun sangat rakus dengan harta kekayaan. Semua keinginan dituruti si tua, dan si istri muda sangat doyan ke tempat tempat dugem. Akibatnya, istri mudanya itu memiliki peliharaan pria lain, jadi harta kekayaanya itu banyak di hambur hamburkan ke pria lain itu. “Akhirnya perselingkuhan istri muda itu terungkap di saat harta kekayaan bapak ini habis dan hutang menumpuk disana sini. Merasa sakit hati dan bapak ini mengalami gangguan jiwa. Dengan keadaan kondisi ini si istri mudapun pergi meninggalkanya. Kalau saat ini sedang waras warasnya, terkadang bapak ini merancau sendiru, yah..sangat kasihan, mungkin juga karena guna guna istri muda,” kata suster menerangkan.
   Ku amati si tua ini dan entah sampai kapan akan bertahan hidup. Rambutnya kian memutih, tatap matanya terkadang kosong, terkadang mengerang seperti kesakitan. Sabar saja ya pak, mudah mudahan cepat sembuh,” ucapku. Si tua pun menatapku dan menganggukan kepalanya. Dan aku pun berlalu dari hadapanya dan melangkah pergi meninggalkan ruang  si tua itu menuju ruang pembaringan sobat ku. Masih sempat kutoleh pandanganku ke belakang dan disambut senyuman si tua. (BY: BATAM SECRET)  

Sabtu, 07 Juli 2012

CERPEN ROMANTIC PUITIS



                 JAWABAN  SANG  REMBULAN  CINTA

Kumulai cerita ini ketika akhir segalanya di salah satu sekolah swasta SMU Medan tempat aku menimba ilmu waktu itu. Hiruk pikuk sorak gembira teman temanku terluapkan ketika melihat namanya tertera dipapan pengumuman tanda lulus dari SMU itu. Corat coret baju pun mewarnai aksi kebahagiaan itu. Namaku Herlina dipanggil Er, kata teman temanku bodyku montok, berwajah cantik, dengan tinggi proporsional layaknya pramugari. Tidak heran banyak siswa yang ingin menjadikan aku sebagai kekasihnya. Akhirnya aku dicap sebagai play girl disekolahan.
Puas meluapkan kegembiraan disekolah kamipun melakukan pawai dengan kendaraan ke tempat pemandian berbatu yang terkenal dengan nama tempat wisata Sembahe. Akupun mengendarai sepeda motor dengan seorang siswa yang kuanggap sebagai kekasihku namanya Uki Prastama, meski tidak ganteng namun baik dan sangat mengerti dengan semua keinginkanku, cokcok dengan pria idamanku. Meski banyak mantan mantanku yang erasa cemburu aku cuek saja ketika aku berboncengan dan kupeluk Uki erat erat.
            Aku merasa benci dengan siswa siswa mantanku itu. Edi, Kalit, Dedi, dan beberapa siswa lagi yang sempat singgah dihatiku yang kuanggap lebih mementingkan hasrat seks daripada kasih sayang. Dan akupun memutuskan hubungan ketika mereka minta cium bibirku. Benci..benci..benci..itu yang ada dihati jika mengingat siswa siswa itu, namun aku hanya ingin hubungan layaknya teman saja kepada mereka.
            Ditempat wisata itu aku dan Uki mencari tempat yang romantis, sedang teman teman lainya mandi di sungai berbatuan untuk meluapkan kegembiraan. Kami pun duduk dibalik bebatuan besar dan sepi di tempat wisata itu. “Er, nanti kamu lanjuti kuliah dimana,” tanya Uki..“Belum tahu lagi nih, belum ada planning, kalau kamu lanjut kemana,” jawabku..“ Belum tahu juga masih mikir mikir, bagaimana kita kuliah di ITM saja,” ajak Uki..“Okey deh, aku sih ngikut kamu aja,” jawabku lagi. Setelah itu kamipun terdiam dalam kebisuan hanya sepatah kata yang terucap.
            Ditengah keheningan itu, tiba tiba tangan Uki meremas tanganku dan akupun kaget. Sekitar satu menit kami bertatapan mata. “Er, aku cinta kamu, kamu sangat cantik,” ucap Uki. Kalimat yang terucap itu membuat hati dan pikiranku melayang terbang bersama kebahagiaan. Pikiranku melayang sedang tatapan mataku terasa kosong dan ikut melayang karena ucapan Uki yang begitu romantis. Yah..kata kata yang sangat di inginkan oleh wanita terhadap kekasihnya.
            Ditengah pikiran melayang sedang tinggi, aku merasakan bibirku terasa hangat dan nikmat, seperti ada sesuatu yang menyentuh, akupun tersadar. “Mmmmmmucts..mmmmmsst”, Uki mencium bibirku. “Sudah Ki,” ujarku marah. Ia pun berhenti dan menatap mataku dengan tajam. “Aku sayang kamu Er, maafkan aku,” ucapnya. Akupun tidak kuasa dengan tatapan matanya seakan menyentuh hatiku yang paling dalam..terlalu dalam sehingga aku tidak mampu menatap mata yang penuh cinta dan kasih sayang itu..dan..dan..matakupun terpejam.
            Kembali Uki menyentuh bibirku dengan jari tanganya..cukup romantic, aku hanya diam dan mulut seakan terkunci dan tidak mampu untuk mengeluarkan kata kata lagi. Begitu lembut elusan jarinya di bibirku dan..dua menit kemudian bibirku terasa hangat yang kali ini disentuh bibir Uki. Aku diam saja dengan cium cium kecilnya.
“Er, Er, kamu dimana,” panggil temanku Suri yang membuatku sadar dan melepaskan pelukan Uki. “Ooooo, disini kalian rupanya, yuk kita cabut, teman teman sudah pada beranjak tuh,” ucap  Suri. Kamipun beranjak meninggalkan tempat wisata itu dengan perasaan yang bertanya tanya dalam hati.
             Selanjutnya kami selalu bertemu meski hari berganti hari hingga pendaftaran meneruskan kuliahpun kami lakukan di ITM. Pertemuan yang kerap kami lakukan membuat kami semangkin di mabuk asmara. Bukan sekedar cium saja tapi Uki sudah semangkin berani saja menjamah tubuhku dari ujung rambut hingga ujung kaki ku.
            Aktivitas kuliahpun kami jalani. Dan kami sudah tidak canggung lagi untuk bergandeng tangan dengan mesranya di kampus. Pulang dari kampus, kami selalu bergantian berkunjung kerumah hingga keluarga kamipun tahu tentang hubungan percintaan kami. Dan dirumah kami kerap mencuri waktu untuk melakukan cium kasih sayang. “Kapan rencana menikah kita, apa kamu tidak pernah berpikir sudah sejauh mana hubungan kita ini,” tegasku..“Sabar ya sayang,” jawab Uki..Yah..ucapan sabar..sabar..sabar…itu yang selalu keluar dari mulut Uki ketika aku menuntut tanggung jawabnya.
            Malam ketika mau tidur, sering kutatap rembulan yang bercahaya indah dilangit. Terkadang aku menangis menyesali hubungan percintaan ini yang kuanggap tidak ada kejelasan. “Rembulan, cahayamu begitu indah, namun tidak seindah kisah asmaraku. Rembulan, tolonglah aku untuk menemukan cinta sejatiku,” ucapku di iringi tetes air mata.
            Hari hari aktivitas kampusku berjalan normal. Suatu hari aku diperkenalkan oleh Uki dengan temanya yang berasal dari Jakarta. Namanya Abeng turunan tionghoa yang ingin mengenyam bangku kuliah di ITM dan tinggal di kos kosan belakang stadion Teladan. “Er..kenalkan ini temanku Abeng, nanti satu kampus dengan kita,” ujar Uki. Kami pun berjabat tangan. Hingga akhirnya Uki menjadi teman akrab Abeng. Akupun turut senang karena kami selalu pergi bertiga. Kami sering kongkow di café maupun mall untuk menghilangkan kejenuhan dari aktivitas kampus.
            Suatu sore usai kuliah kami bertiga menghabiskan waktu di depan stadion teladan yang banyak berjajar pedagang makanan yang lokasinya didekorasi seperti café tenda. Dipandu dengan pohon pohon besar yang rindang membuat suasana sejuk café dadakan ini. “Kamu mau minum apa Er, dan kamu Uki, pesan aja,” ujar Abeng. Yah..abeng terkenal royal dan tidak pelit dengan uang. Sering kami diajak shoping untuk berbelanja pakaian dan membayarnya. Tidak seperti Uki yang sangat pelit dan perhitungan denganku, dan aku yang malah sering mentraktirnya.
            Namun sore itu, kami bertiga sangat enjoy bercengkrama dan kerap tertawa dengan topik topik bicara yang lucu. “Pacarku ini Beng suka gak tahan dengan yang lucu lucu, makanya suka tertawa ngakak,” ujar Uki berpromosi..“Gak ah, biasa aja kale,” jawabku sambil menatap mata Abeng. Namun balasan tatapan mata Abeng kurasa sangat lain dari biasanya dan serasa menembus jantungku. “Degup..degup.” bunyi jantungku. Tapi aku tetap mengontrol diri agar Uki tidak merasa cemburu. Sering Abeng mencuri curi pandang wajahku dan kutahu itu. Sering hatiku bergetar ketika mataku beradu pandang dengan Abeng. “Ini tidak mungkin terjadi, aku hanya kekasih Uki, lagian, aku merasa minder juga karena Abeng turunan anak orang kaya dan masih membedakan antara simiskin dan sikaya,” terucap perang di batinku.
            Tiga hari kemudian, aktivitasku dikampus berjalan normal. Aku bertemu Abeng di kantin Kampus. “Er, mana Uki,” tanya Abeng..“Jam segini paling dia lagi tidur, tadi dia sms, dua jam lagi ke kampus” jawabku sekenanya. Kamipun memesan makanan dengan selera yang sama sambil bicara ringan soal kampus ini. Aku tidak ingin menatap mata Abeng dan lebih banyak menunduk dan membuang pandangan meski aku tahu Abeng sangat memperhatikan aku. “Er, boleh gak suatu waktu kamu nemeni aku shoping ke Mall. Gak enakan kalau pergi sendirian,” ajak Abeng..“Oh..boleh,boleh..kapan tuh,” jawabku. “Nanti saya kabari, kalau boleh aku minta nomor Hp kmu Er,” pinta Abeng. Aku pun memberikan no Hp ku..Yah..kalimat shoping sangat indah terdengar bagi semua kaum wanita di dunia ini. Shoping sama halnya dengan acara menghambur hamburkan uang dan itu sangat dipuja puja para kaum hawa.
            Bangun tidur di pagi hari ku raih Hp ku. Tidak ada satupun panggilan maupun sms yang masuk. Aktivitas kampuspun tidak ada hari ini, jadi aku malas malasan dirumah. “Uhh..akh,” suara sepontanku ketika aku meluruskan anggota badanku agar terasa longgar persendianku. “Jika cinta diaaa..jujurlah padanyaaa..,” bunyi lagu Geisa di dering Hp membuatku tersentak kaget. “Er, pagi ini aku berangkat ke Siantar ya, mau lihat kakek nenek, belum tahu berapa hari disana,” ujar Uki dari balik Hp nya..“Okey lah, hati hati di jalan ya,” pesanku padanya. Hilang sudah semangatku dan aku pun menarik bantal lagi ingin melanjutkan tidur kembali.
            Setengah jam kemudian, Hp ku mengeluarkan lagu itu lagi pertanda ada panggilan masuk. Hingga tiga kali panggilan masuk tidak kuangkat angkat angkat. Yah..badanku terlalu capek perlu istirahat yang banyak…huff.. kuraih Hp ingin ku Off kan agar waktu istirahatku tidak terganggu. Sebelumnya akupun ingin tahu siapa yang nelpon tadi. Duh..ternyata Abeng, ada apa ni anak pagi pagi sudah nelpon. Akupun tak perduli. Ketika jariku akan menekan tombol Off..dan Hp ku berdering lagi. Abeng lagi..abeng lagi. “Halo Beng, kok pagi pagi gini sudah telpon, ada apa tuh ?,” tanyaku..“Ya Er..hari inikan tidak ada aktivitas kampus, bagaimana kalau nanti jam 2 siang kamu temeni aku shoping, tapi apa kamu sudah ada rencana sama Uki,” kata Abeng. He..eh..dengar kata shoping pikirankupun jadi ngeres. “Uki pergi ke Siantar beberapa hari ini Beng, ya boleh la aku temeni, tapi aku juga nebeng shopingnya ya Beng,” ucap candaku. Kamipun tertawa, sekitar 15 menit kami telponan. Dan akupun siap lakukan bersih bersih.
            Tiba jam 2 Hp ku berdering. “Er, aku jemput kamu dirumah ya,” ajak Abeng. Duh..duh..duh..gimana nih kalau sampai ada temen Uki yang tahu aku dijemput Abeng, uhh..jadi bingung gini. “Gak usah Beng, kita ketemuan di Tamrin Plaza di lantai satu di café itu aja ya,” elaku..“Okey, cepat ya,” desak Abeng.
            “Dorrrr,” ku tepuk bahu Abeng yang duduk gelisah menantiku di café itu. “Ehhhh..Bikin kaget aja,” ujar Abeng tersenyum. Kamipun mengobrol panjang sebelum acara shoping shopingan. “Er, kamu cantik sekali hari ini,” ucap abeng sambil memegang tanganku..“ih, ada apa dengan kamu Beng,” protesku namun merasa penasaran..”Aku tahu kamu pacar Uki, tapi aku juga suka dengan kamu, aku ingin menjadi pacar ke dua kamu Er,” ucap Abeng sedikit terbata..”Duh Beng, kita berteman saja ya,” ucapku sambil memberanikan diri menatap mata Abeng..”Baiklah,” ujar Abeng dengan nada sedikit kecewa. Selanjutnya kamipun beranjak dari café itu menuju lantai 3 dan 4. Acara shoping pun di mulai.
            “Er, kamu pilih saja barang barang yang kamu suka,” saran Abeng. Tanpa dikomando lagi akupun mengambil beberapa helai tenktop dan beberapa helai celana ketat dan mencobanya di kamar ganti. “Abeng coba kesini, pakaian ini cocok nggak,” ucapku..”Er, kamu cantik dan seksi,” ucap Abeng memuji. Akupun mengambil pakaian itu. Kamipun menyusuri lorong lorong stand lainya di Mall itu. Tiba tiba Abeng meremas tanganku dan tanpa protes aku diam saja. Duh..Abeng makin berani saja. Dan ia merangkul bahuku sambil melihat barang lainya disalah satu sudut Mall. Ada perasaan berdebar dan suka saat itu. Abeng sangat memanjakan aku..yah..romantis sekali, dan aku tak kuasa menahanya. Selalu ia membisikan kata kata sayang ditelingaku. “ Say, sudah yuk, ntar terlalu banyak belanjaan gak bisa bawanya,” ucapnya ditelingaku. Kurasakan hembusan nafasnya ketika mengucapkan kata kata itu..”Baiklah, nggak trasa hari juga semakin malam ni, lagian capek juga ni,” ujarku. Kamipun pulang, dan Abeng mengantarkanku sampai kerumah ku. “Beng mampir dong, biar kubuat minuman, kan kamu capek,” ajaku dan di iyakan Abeng. Didalam rumah, adik adiku sudah tidur, sedang orang tuaku asik menonton sinetron ditelevisi kesayanganya. “Kurang asik disini Beng,” ucapku sambil mengajak Abeng melankah keluar. Kamipun ngobrol di taman depan rumahku yang banyak ditumbuhi pepohonan dengan cahayanya temaram remang remang. “Silakan minum Beng,” uajarku. Kamipun bercerita dan saling tukar pikiran. Ternyata Abeng cukup dewasa dan kata katanya sangat romantic. Sering aku terbuai mendengar kata katanya hingga akhirnya Abeng merangkul bahuku ingin memeluk ku. “Er, aku sayang kamu, kamu benar benar wanita idamanku,” ucap Abeng. Ada perasaan damai dihatiku, entah ada perasaan apa dan akupun merebahkan kepalaku didadanya. Abengpun membalasnya dengan pelukan. Ada perasaan damai dan Abeng seperti memanjakan aku yang seakan aku ini miliknya.
            Ia mengelus rambutku yang panjang terurai. Aku terbuai dibuatnya. “Er sayang,” ujarnya sambil mengangkat dagunya. Kamipun bertatapan dan entah siapa yang mulai bibir kami sudah menempel dengan hangatnya. Aku haus dengan kasih sayang karena selama ini Uki tidak pernah lagi memberikan kasih sayangya dan malah seakan menghindar dari ku. “Oughhh,” desahku ketika bibir Abeng melumat bibirku, akupun membalas lumatan itu bahkan lumatanku lebih liar dari Abeng. “Er, sudah Er,” bisik Abeng. Akupun tidak perduli lagi dengan ucapan Abeng. Terus..terus.terus..lumatanku semangkin membuat Abeng terengah engah. Pikiranku bercampur aduk antara nafsu dan kebencianku terhadap Uki, dan yang ada kini hanya Abeng. Yah..benih benih kebencianku terhadap Uki semangkin timbul ketika Uki seperti cuek saja ketika aku mengajaknya untuk menikah. “Nanti dan nanti,” itu ucapan yang selalu dikatakanya.
            “Sudah Er,” ujar Abeng menyadarkan aku. Kedua tanganya memegang kepalaku. “Ada apa sama kamu Er,” ujar Abeng heran. “Bukankah kamu sayang padaku, bukankah kamu ingin menjadi pacar ke 2 ku,” ujarku sambil meneteskan air mata..”Maksud kamu ?,” tanya Abeng. Aku pun menceritakan seperti apa hubunganku dengan Uki selama ini. “Apa kamu mau menerimaku seperti ini Beng ?,” tanyaku. Iapun memperhatikan aku sejenak. “Er, kamu cantik, kamu wanita yang sempurna dimataku. Aku mau menerimamu, menikahi kamu, dan membahagiakan kamu,” ucap Abeng tegas..” Kalimat mu sangat bagus Beng, aku takut semua itu hanya mimpi,” ujarku sambil wajahku berpaling.
            “Tidak Er, tapi bagaimana hubungan kamu denga Uki saat ini ?,” tanya Abeng..” Jika kamu serius aku akan memutuskanya, tapi kalau aku hanya menjadi bonekamu lebih baik kamu pulang saja dan detik ini juga lupakan semua yang terjadi diantara kita, dan aku tidak akan pernah lagi ingin bertemu dengan kamu ,” ujarku sambil menatap tajam..Abeng pun mendekatkan wajahnya. ”Okey sayang, kamu putusin Uki secepatnya, dan kita segera menikah,” jawab Abeng menatapku serius. Akupun menangis dan memeluk Abeng Erat erat.
            Abeng membalas pelukan ku, dan kamipun tidak perduli lagi jika saat ini kami berada ditaman depan rumahku. Yah..pelukan kebahagiaan hubungan ini semangkin melupakan segalanya, hanya ada aku dan Abeng. Perlahan lahan bibir Abeng menyentuh leher jenjangku. “ih..geli ahhh,” ujarku manja. Bibir Abeng terus menciumiku. Aku ambruk dipelukan Abeng dengan dengan mesranya. “Er, aku sayang dan cinta kamu. Aku ingin sekali kita cepat cepat menikah,” bisik Abeng ditelingaku. Aku peluk Abeng erat erat tanpa ada terucap kata kata di bibirku. Malam semangkin larut. “Eeeer..masuk. Sudah malam nih,” suara ibuku dari depan pintu. “Ya ma, jawabku.        
            Hari hari kulalui bersama Abeng cukup indah dan romantis. Ku akui Abeng cukup perhatian dan tidak pelit padaku. Buktinya, apa yang aku inginkan pasti di kabulkanya. “Er, apa Uki masih di Siantar ?..bagaimana hubungan kamu dengan Uki, aku tidak ingin diduakan,” canda Abeng dikapus..”Tadi siang ia sudah tiba di Medan, nanti malam aku ketemu dia,” ujarku. Raut wajah Abeng menampakan wajah kecemasan. “Pasti semuanya baik baik saja sayang,” ucapku meyakinkanya.
            Pukul 8 malam Uki menjemptku ke rumahku. “Er, yuk kita kongkow di café depan stadion teladan,” ajaknya..”Gak ah, aku lagi males, kita duduk ditaman depan rumah aja,” elak ku..Ada raut kesal diwajah Uki karena menolak ajakanya. Kamipun akhirnya duduk ditaman depan rumah. Diam dalam kebisuan, inilah suasana yang tidak enak kurasakan bersama Uki saat ini. Tiba tiba tanganya menggenggam tanganku dan wajahya mendekat ke wajahku. Lama kami bertatapan dan bibirnya ingin mendaratkan ciuman. Kupalingkan wajahku dan menghentak tanganku agar terlepas dari genggamanya.
            “Ada apa ini Er,” ucap Uki marah..”Malam ini aku hanya ingin bicara tentang keseriusan kamu dan masa depan kita,” ucapku tegas..”Maksud kamu,” ucapnya sambil memelototkan mata..”Kamu sudah berubah ya, okey, hubungan kita sudah berjalan terlalu lama, aku ingin kepastian kapan kamu akan menikahi aku, tolong beri aku keputusan malam ini,” ujarku dengan suara memelas dengan meneteskan air mata..”Yah nanti lah kalau sudah ada dana nya, lagian aku kan belum kerja, apa lagi saat ini aku kan sibuk dengan kuliah,” ujarnya enteng. Air mataku bertambah deras mendengar ucapanya itu, terasa sakit dan pedih. Namun akuterus mendesak menanyakan kapan pernikahan itu akan terjadi. “Plakkk,” satu tamparan tangan Uki mendarat di pipiku. “Apa kamu tidak sabar ya !, Okey, sekarang apa mau kamu,” ujar Uki marah. Begitu sakit perasaanku diperlakukan seperti ini.
            Akupun berdiri menghadapya. “Baiklah, kalau kamu tidak bisa memberi keputusan malan ini, aku yang akan memberi keputusan malam ini,” ujarku berubah garang..”Maksud kamu ?,” ucap Uki tegang..”Yah..mulai detik ini kita sudah tidak ada hubungan apa apa lagi, kita putus, aku benci dengan ketidak pastian hubungan ini. Kamu pergi dari sini dan jangan pernah hubungi aku lagi. Pergilah sebelum jeritanku akan membuat orang dikampung ini datang,” ancamku..”Baik Er kalau itu yang kamu inginkan, dan kamu jangan pernah menyesal,” Uki balik mengancam dan pergi meninggalkanku ditaman.
            Kurebahkan tubuhku dibangku taman. Kutatap rembulan yang separuhnya dibayangi awan. “Oh rembulan, cinta ini membuatku sakit,” ucap hatiku, dan air mataku mengalir deras. Ada perasaan menyesal, pedih, perih, menjadi satu bergejolak perang didalam hati. Perlahan rembulanpun tertutup awan dan langit menjadi gelap.
  Dua hari kemudian aku bertemu Abeng di kantin kampus. “Kemana Uki, Er,” tanya Abeng..”Gak tahu,” jawabku. Abeng melihat wajahku yang murung ini, dan aku ceritakan semua yang telah terjadi bersama Uki malam itu..”Kamu beneran putus dengan Uki, Er,” tanya Abeng..”Yah,” jawabku mantap sambil menatap Abeng. “ Okey, kalau gitu kita secepatnya menikah, aku takut kehilanganmu,” ucap Abeng tersenyum. Abeng pun menceritakan jika hubungan ia dengan Uki kini menjadi renggang akhir akhir ini. Uki merasa malu karena tidak mampu mengembalikan hutang hutangnya selama ini. “Jadi dia suka minjam uang sama kamu Beng,” tanyaku..”Yah sudahlah, akupun tidak mempermasalahkan hutang itu,” terang Abeng.
            Hubungan percintaanku dengan Abeng semangkin romantis saja. Tiga bulan kemudian Abeng melamarku. Dan kamipun menikah tepat di bulan purnama. Bulan ini kupilih karena cahayanya selalu menemaniku disetiap suka dan duka ku. Tahun berganti tahun, aku hidup bahagia bersama Abeng. Dan kini aku memiliki dua orang anak, seorang putra dan seorang putri, bahagia sekali hidup ini.
            Namun kini kebahagiaanku berubah total. Aku memergoki Abeng bersama Wanita Idaman Lain (WIL). Terasa hancur kebahagiaanku bersama Abeng. “Kenapa kamu tega berbuat seperti itu,” ucapku sambil mencucurkan air mata..”Dia hanya teman,” ujar Abeng enteng. Akupun mencoba bersabar, dan hari hari selanjutnya Abeng sering telat pulang.
            Akupun menghiburkan diri meski hatiku sakit dan pedih jika mengingat masalah WIL itu. Sejak itu, akupun jadi sering telpon telponan dengan beberapa pria teman SMU ku. Yah..hanya sebatas telpon dan SMS an namun tidak pernah bertemu. Itulah hari hariku yang selalu SMS an menanyakan kabar.
            Pada suatu hari, Abeng mengotak atik HP ku. Diapun marah besar membaca SMS di inbok Hp ku. “Kamu berselingkuh ya,” ucapnya dengan nada keras. Aku pun membantahnya, dan kujelaskan semua pokok persoalanya. “ Aku tidak mau tahu,” ucap Abeng menunjukan ke egoisanya. Aku pun bersimpuh padanya sambil meminta maaf jika itu menyakitkanya. Yah..aku mengalah..mengalah untuk menang. Akhirnya Abeng membuat aturanya sendiri yang membuatku seperti terpenjara. Aku tidak boleh keluar rumah untuk berkumpul dengan teman temanku baik acara arisan maupun kegiatan diluar rumah lainya. Tugasku hanya mengurus rumah dan anak anak ku yang semangkin tumbuh besar. Sementara Abeng berbuat semaunya diluaran, baik pulang kerumah maupun sering tidak pulang kerumah. Aku tetap bersabar..aturan yang dibuatnya itu sungguh kelewat batas dan menghakimi ku..aku tetap bersabar..bersabar..dan bersabar.
            Dikeheningan malam di dalam kesedihan kutatap langit..ups’t..ternyata bulan purnama telah tiba. Aku teringat pada masa masa dahulu ketika aku menjalani percintaan yang bahagia baik suka maupun duka, cahaya rembulan itu selalu menemani ku. Dan saat ini aku menangis..Oh Rembulan..kapan derita ini akan segera berakhir..Oh Rembulan..kapan cinta itu datang kembali. (By: OPOSISI KEPRI)

    
            

Minggu, 01 Juli 2012

JEJAK TRAGEDI BERDARAH PLANET HOLIDAY


FOTO INI SESAAT KEJADIAN (17 Juni 2012. 16.00 WIB) MELALUI BBM YANG BEREDAR DI MASYARAKAT

BNI Tanjung Pinang ‘PRO’ Lahan Sengketa
‘Skandal Rp 19 Milyar’
   Muspida kota Batam kewalahan untuk membangun kembali imeg Batam sebagai kota yang aman dan kondusif pasca bentrok berdarah dua kubu preman besar di Hotel Planet Holiday kota Batam. Buntutnya, tingkat kunjungan wisata manca negara ke kota Batam menurun drastis, khususnya para turis asal Singapura, Malaysia maupun turis Negara asia maupun eropa lainya. Hal ini dibuktikan dengan sepinya arus masuk para turis melalui pelabuhan Feri internasional di tiga titik yaitu, pelabuhan Batam Centre, Sekupang dan Harbour Bay..yah begitulah Batam yang rawan dengan isu isu miring.
  Dari berbagai sumber yang kudapat, terungkap jika atas bentrok antar preman pendukung itu juga membuat nama, Karto, sang pemilik Hotel bintang lima Planet Holiday mencuat setelah beberapa ormas dan para tokoh Sumatera Utara (Sumut) yang meminta agar pihak Polri untuk menangkap dan memenjarakanya karena diklaim sebagai otak intlektual pada kerusuhan yang memakan korban jiwa pada 17 Juni 2012 sekitar pukul 15.00 wib. Sehingga, berawal dari kerusuhan ini pula mengakibatkan Kota Batam menjadi sorotan tajam dunia internasional, hal ini mengingat saat kerusuhan berdarah terjadi hotel bintang lima tersebut sedang dihuni oleh seratusan turis dari berbagai Negara belahan dunia, dan kota Batam di statuskan siaga III oleh Polisi Republik Indonesia. 
   Seorang Karto yang pernah digrebek saat skandal seksual dengan wanita cantik bernama Erni istri Jimmy pada beberapa tahun silam itu, nama Karto menjadi sorotan tajam oleh para tokoh pemuda Sumut.  Mereka menilai, Karto kerap menggunakan kekuatan preman dalam setiap usaha bisnisnya, sehingga nama Karto cukup disegani oleh para korban saingan bisnisnya. Selain memiliki kaki tangan preman besar di Batam, Karto kabarnya juga memiliki koleksi bintang di Jakarta.
   Para tokoh Sumut itu diantaranya, Ahadi Hutasoit, Nutrin Sihaloho, Uba Ingan Sigalingging, Rustam Efendi, dan beberapa tokoh lainya yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Besar Sumatera Utara (IkABSU) maupun Forum Masyarakat Sumatera Utara (FORMASU) yang mendesak para penyidik Polresta Barelang untuk segera menangkap Karto. “ Kami meminta agar Karto ditangkap dan ditindak secara hukum. Dia harus bertanggung jawab,” desak para tokoh kepada Kapolresta Barelang, Kombes Pol Karyoto, diruang kerjanya setelah kejadian berdarah itu. Mereka menilai jika Karto yang telah membenturkan elemen masyarakat sehingga terjadi konflik berdarah itu. “Kami menduga dia aktor intlektual dalam kerusuhan itu,” ujar Uba Ingan Sigalingging. “Kami ingin polisi mengedepankan HAM,” ujar Ahadi yang diamini tokoh sumut lainya.
   Atas desakan itu, Kapolreta Barelang Kombes Karyoto, menyambut positif masukan dari para tokoh sumut ini. “ Kami akan bertindak tegas dan netral. Kami masih mendalami keterlibatan Kartok, dan menindak dengan tegas jika memang dia layak untu ditetapkan jadi tersangka. Kami minta bapak bapak bersabar, biar polisi yang bekerja agar kota Batam tetap aman dan kondusif,” ujarnya.
   Senada hal itu, Kabid Humas Polda Kepri AKBP Hartono, mengungkap jika dari hasil pengembangan penyidikan bisa saja Karto akan ditetapkan sebagai otak dari para pelaku bentrok berdarah itu. Namun untuk menetapkan ia menjadi tersangka harus melewati beberapa tahapan maupun prosedur penyidikan. Untuk itu, polri sedang mengumpulkan bukti bukti yang kuat atas keterlibatan Karto ini. Namun, Karto telah diperiksa dan kini baru hanya sebatas saksi, bisa saja mengarah tersangka tergantung dari hasil pemeriksaan para pelaku kerusuhan tersebut. Kini kedua preman besar itu, Basri & Tony dilepas dan dikenakan wajib lapor untuk pengembangan pihak Polri selanjutnya.
 Tragedi Berdarah Planet Holiday Berawal Dari Putusan Pengadilan
   Konflik berdarah kedua kubu pereman besar di Planet Holiday itu berawal dari perebutan lahan PT Hyundai Metal Indonesia (HMI) di Batuampar yang mendapat dukungan kuat dari kelompok Tony Fernando yang juga menjabat sebagai Manager Operasional dan Pemasaran PT HMI. Sedengan perebut lahan itu adalah PT Lord Way Accommodation Engineering (LWAE) yang mendapat didukungan penuh kelompok Basri.
   Adanya saling ngotot atas kepemilikan lahan itu akhirnya menjadi sengketa yang akhirnya ditangani oleh Pengadilan negeri Batam sejak Agustus 2011 lalu. Hingga akhirnya pada 14 Juni 2012, sengketa lahan 4.300 meter persegi antara PT HMI versus PT LWAE diputus oleh Pengadilan Negeri (PN) Kota Batam. Dalam amar putusan PN telah memenangkan sebahagian gugatan PT LWAE yang langsung mendapat reaksi keras dari PT HMI yang menilai PN Batam banyak melakukan pengabaian fakta dalam  persidangan, dan atas ketidak puasan itu lalu PT HMI menyatakan Banding ke pengadilan tinggi. Namun sejak putusan PN itu PT LWAE menurunkan ratusan masa untuk menguasai lokasi lahan PT HMI disaat belum ada putusan tetap dari PN Batam. Atas tindakan ratusan masa PT LWAE itu ternyata membuat ketidakpuasan puluhan masa PT HMI yang langsung menguasai basis masa PT LWAE di Hotel Planet Holiday, sekitar satu jam penuh masa PT HMI menduduki dan menghancurkan Hotel bintang lima itu yang dan terjadi bentrok dengan kelompok masa PT LWAE yang berakibat satu orang tewas dan 11 orang lainya kritis. Menurut Tony Maneger PT HMI, Kelompok masa Basri ini merupakan orang suruhan Karto pemilik hotel bintang lima Planet holiday.
SKANDAL BNI TANJUNG PINANG Rp 19 MILYAR
   Kuasa Hukum PT HMI, Roy SH mengungkap jika kasus sengketa lahan ini sebenarnya telah mencuat sejak tahun 2009 lalu, dimana, Toni Fernando telah dilaporkan atas penyerobotan lahan namun pada tahun 2011 setelahnya ia divonis bebas atas tuduhan itu.
   Roy mengungkap, jika lahan milik PT HMI yang disengketakan ini telah memiliki sertifikat asli yang dikeluarkan Badan pertanahan Nasional (BPN) pada tahun 1993. Entah bagaimana ceritanya tiba tiba, Jufeno Tan, mengklaim jika lahan yang telah bersertifikat itu miliknya, namun ia tidak pernah dapat menunjukan sertifikat asli atas lahan PT HMI ini.
   Namun, Jufeno Tan, memiliki surat kehilangan yang dikeluarkan oleh Mapolsek Batu Ampar tertanggal 6 November 2008 sesuai laporanya, dan di tanggal yang sama yaitu 6 November 2008 ia telah memiliki sertifikat pengganti yang dikeluarkan oleh BPN. Masih di tanggal 6 November 2008 sertifikat pengganti itu telah diagunkan di BNI Cabang Tanjung Pinang, dan pinjaman cair sebesar Rp 19 Milyar.
   Sejak saat pencairan itu , Jufe, hanya dapat beberapa kali saja menyetor angsuran pinjaman BNI itu yang cicilan bulananya sebesar Rp 325 juta. Dan mungkin ada hubungan bisnis macet sehingga diduga kuat Jufe mengalihkan segala urusan sengketa lahan maupun agunan BNI kepada Karto.
Dikatakan Roy, sebelum menggelontorkan dana agunan harusnya BNI teliti dahulu soal keabsahan sertifikat yang digunakan dan mengecek kelapangan untuk memastikan status lahan itu. Dengan adanya kasus ini Roy menduga adanya konspirasi tingkat tinggi antara BNI dan pengusaha. Apalagi soal sertifikat pengganti yang dikeluarkan oleh BPN itu pernah dilaporkan pihaknya ke Polda Kepri namun hingga saat ini belum ada SP3 dari Polda Kepri. “Kita berharap Polri netral dalam menuntaskan kasus ini,” tegas Roy. (By: OPOSISI KEPRI)